Selasa, 09 Agustus 2011

Ukiran Air Mata

Sendiri di ambang fajar
Larut dalam kisah lalu yang tajam terukir
Dan kini terjebak puisi bertintakan air mata
Demi untuk melepaskanmu dari ingatanku
Terlalu berat untuk syaraf yang kian rapuh

Namun sampai kapanpun aku tau
Hanya tinggal kata², kata terlambat yang sia²
Dan aku, hanya ingin menghembuskan nafas sebisanya

Slalu, dan puisi ini slalu hanya untukmu
Hingga tiada yang tersisa untuk ku kenang lagi nanti
Saat hati kini semakin berantakan, kepingan-kepingan luruh
Saat kusadari beratnya berlalu tanpamu

Malam kini bagai siang dimataku, dan sebaliknya
Ketika mimpi ² ku adalah betapa aku sangat menginginkanmu
Rasanya aku ingin mati untukmu
Aku rela mati demi cinta yang bisa membawaku dekat pada_Nya

Kenangan memang selalu abadi
Seperti mimpi tentangmu bagai bintang mengelilingi kepalaku
Seperti pencaran darah dari jantung ku
Sakit, atau mungkin aku tak merasakan apapun
Hanya karena anugrah_Nya beri banyak kesabaran, dan bertahan

Ukiran air mata ini, hanya usaha untuk tersenyum
Hanya jalan terang untuk tertawa
Sebab aku semakin lelah mengejarmu, kini berhenti
Dan cukup nikmati semua ini, sendiri

Dan sampai kapanpun ini takkan berarti
Dan sampai kini tak ada yang mampu ku buktikan
Dan terlalu cepat kau berlalu
Dan selamanya aku takkan mengungkapnya lagi..

Aku butuh istirahat dalam waktu yang panjang....
 


Puisi ini dirancang tanggal 07 Mei 2009, cuma saja hari ini baru di terbitkan... //_*

Selasa, 24 Mei 2011

Samudera Hati


Hati ini...
Mungkin seluas samudera mana yang pernah kau arungi
Tak terbatas untuk semua keinginan
Tak tertutup untuk segala ungkapan
Dan takkan pernah habis bagaimanapun kau kuras

Hati ini...
Senantiasa jernih tampaknya
Penuh irama dengan deburan ombak hiasannya
Takkan jua pernah kau lihat keluhannya
Dan mampu hanyutkanmu jika tak ada arah tujuanmu

Hati ini...
Meski selalu indah tampaknya
Ketidaksempurnaan dunia kan slalu besertanya
Dan menyelimuti kekurangan, kelemahan tanpa kau sadari
Sebab airnya terlalu getir tuk mengobati dahagamu

Hati ini...
Terlalu lama menanggung sampah² perasaan
Menikmati bangkai² cinta yang tak kesampaian
Tanpa sesuatu yang dapat membersihkan
Hingga keras kepala dan kesabarannya terasa sama

Hati ini...
Adalah penawar dan racun dalam hidupku
Adalah getaran jiwa jika mampu kau rasakan
Meski tiada karang dan taman laut sebagai hiasan
Meski tiada kenangan terindah yang tersimpan

Hati ini...
Bila saatnya kan jadi petaka
Dan meleburkan segala hal tentang bahagia
Bila hati ini tak merasa damai
Bila hati ini sadar tiada lagi memiliki keutuhan

Dan hati ini...
Tak pernah ingin menyakitimu
Aku takut tsunami datang sebelum kau mengerti
Bahwa aku tak punya hati... :’(