Selasa, 19 April 2011

Tak Terungkap

 
Sekian lama aku tak sanggup, tuk pejamkan mata tanpa mengenangmu
Raut wajah bercahaya yang tak bisa kutatap
Senyum anggun yang pernah mendebarkan
Suara lembut yang tak lagi ku dengar
Tangan halus yang tak pernah kusentuh
Dan kucoba membuka mata, mengejar bayang semu
Kau menghilang, terlalu cepat.
Hingga kini ingatanku tentangmu semakin berkarat di ruang hati
Kadang hadir dan berlalu dalam setiap hari yang ku jalani
Bersama semua kekagumanku, sejak dulu.

Mungkin aku hanya tinggal kepingan
Berserakan entah kemana selama kau pergi
Meski aku tak pernah tau kapan saat yang tepat
Kapan waktu mengumpulkan semua kepingan hati kembali untukmu
Dengan sejuta senyum indah.

Aku selalu rindu padamu
Meski tiada pertinggal yang kau titipkan
Seperti mengalir dalam tiap tetes darahku
Selalu mengingatmu, kenapa?
Aku benci itu..!
Seperti yang pernah ku katakana dulu
Aku punya banyak kata-kata yang tak pernah habis terucap
Tiada suara yang mengalir.
Namun selalu ada bisikan doa terlantun untukmu, bersama air mata yang mengiringi sujudku.
Selalu ada wajah samar menyapa mimpiku
Sesaat bagai film dokumenter yang bersejarah
Menyayat ingatanku, pilu.
Rinduku slalu menyakitkan, bagai fatamorgana.
Aku luruh, layaknya daun kering diujung senja
Tahukah kau “ aku masih merindukanmu?”

Mereka mengabarkan bahwa kau masih disana
Menatap indahnya matahari senja dijalan tanah itu
Tepat bersejarah dua insan dibawah sinar bulan, dua tahun lalu.
Kadang aku ingin pulang, tapi kau terlalu mulia untuk menyapaku lagi
Dan tak ingin lagi berharap padamu, sia-sia.
Aku tak akan menagis lagi sayang…!

Setulusnya aku selalu mengenangmu sepanjang waktu
Dan doa-doa itu semakin buat kita abadi dalam kenangan
Kadanga aku ingin bertanya, “apakah dirimu baik-baik saja?”
Mungkin terlambat, mungkin kau tak ingin lagi mendengar..

Dan kini aku sedikit tenang, semoga ada awal yang baru untuk memulai semuanya…

Tidak ada komentar: